ESSAY TENTANG SUMBER DAYA ALAM YANG BERLIMPAH DAN RENDAHNYA SDM
SUMBER DAYA ALAM BERLIMPAH NAMUN SDM MASIH RENDAH
            Letak geografis
yang strategis dengan luas sekitar 1.919.440 km² menunjukan betapa kayanya
Indonesia dengan sumber daya alam. Potensi kekayaan alamnya sangat luar biasa,
baik sumber daya alam hayati maupun non hayati. Bisa dibayangkan kekayaan
alamnya mulai dari kekayaan laut, darat, bumi, dan kekayaan lainnya yang
terkandung dalam bumi Indonesia.
            Indonesia umumnya
mempunyai dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Khususnya musim hujan
Indonesia memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Secara astronomi, ini
memberikan banyak keuntungan bagi bumi Indonesia, salah satunya tanaman dapat
tumbuh dan berkembang biak dengan cepat. Samudra hindia dan samudra pasifik
merupakan dua samudra besar yang mengelilingi negara Indonesia. Wilayah
Indonesia yang mayoritas adalah daerah perairan juga memberikan andil besar
terhadap kekayaan alam Indonesia.
Hutan dan perkebunan Indonesia telah mengubah peta kesehatan dunia.
Sebenarnya hingga saat ini pun hutan dan perkebunan Indonesia masih berperan
besar dalam komoditi dan kesehatan dunia, hanya saja kita tak membuatnya
menjadi sebuah daya tawar yang tinggi. Akan tetapi, saat ini berbagai paten
atas tanaman tersebut dimiliki bangsa asing sehingga kita sebagai pemilik tanah
asli tanaman tersebut malah harus meminta izin bangsa asing jika ingin
memasukinya.
            Contoh sederhanya
tempe. Sekalipun merupakan makanan tradisional Indonesia, kita tidak bebas
menjual tempe di Jepang atau Amerika karena hak paten pembuat tempe dimiliki
orang asing yang mendaftarkan paten tempe tersebut. Yang lebih aneh lagi, untuk
memenuhi kebutuhan kacang kedelai sebagai bahan baku tempe dan tahu, Indonesia
mengimpor dari Amerika.  
            Indonesia adalah
penghasil cokelat terbesar nomor tiga di dunia. Akan tetapi, negara yang
dikenal sebagai penghasil cokelat berkualitas adalah Swiss dan Belgia, padahal
negara Eropa tidak ada perkebunan cokelat.
            Indonesia
merupakan penghasil karet dan sawit tertinggi di dunia, tetapi harganya
ditentukan bursa komoditi di Belanda yang tidak punya tanamannya. Lucunya,
sebagai penghasil minyak sawit terbesar, rakyat Indonesia tidak jarang
kehabisan minyak goreng di pasaran. Sebagian besar diekspor dan mengabaikan
kepentingan internal. Indonesia juga penghasil ikan terbesar, tetapi pabrik
pengolahan ikannya berada di Thailand. 
            Kekayaan alam yang
melimpah telah menjadi salah satu pendukung roda perputaran perubahan dan
kemajuan dunia. Jika dulu rempah-rempah Indonesia mengubah peta dunia, kini
sumber alam Indonesia masih berperan besar dalam produktivitas internasional.
Sayangnya jika yang kita banggakan hanyalah kekayaan alam yang melimpah dan
berfungsi sekedar menjadi penopang industri negara lain, kita hanya menjadi
unsur pelengkap saja. Kita akan lebih bangga jika kekayaan alam kita digunakan
secara maksimal untuk bangsa sendiri dan memberi nilai lebih bagi bangsa lain,
bukan sekedar pelengkap saja. Lebih buruk lagi, selain kekayaan alam Indonesia
terkeruk hanya sebagai pelengkap yang digunakan untuk menopang bangsa lain,
kita juga akan terancam kehabisan sumber kekayaan alam. Kita dulu anggota OPEC
(pengekspor minyak), kini kita jadi pengimpor minyak. 
            Komoditi yang
dibutuhkan anak bangsa diimpor dari luar negeri sedangkan apa yang kita
hasilkan dilempar ke luar negeri. Sejarah mencatat, bukan bangsa yang punya
kekayaan alam banyak yang menjadi besar, melainkan bangsa yang mampu mengolah
kekayaan alamlah yang menjadi besar. Indonesia memiliki sumber daya alam yang
melimpah yang seharusnya dapat membuat negara Indonesia menjadi negara super
power, namun negara Indonesia belum menyadari akan kekayaan alamnya, belum
sensitif akan kerusakan sumber daya alamnya, belum mampu mengolah alamnya
dengan baik dan belum mempunyai rasa rugi karena kekayaan alamnya dinikmati
oleh negara lain. Indonesia belum kaya dengan sumber daya manusia. Indonesia
mempunyai kekayaan alam yang sangat melimpah, namun tidak mempunyai kemampuan
untuk memanfaatkannya.
            Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional (PPN) atau kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro
mengatakan, Indeks Modal Manusia atau Human Capital Index (HCI) Indonesia masih
tertinggal dibanding negara-negara lainnya. Tak hanya negara maju, Indonesia
bahkan tertinggal jauh dari negara-negara ASEAN seperti Vietnam.
            Ia menjelaskan Indeks
Modal Manusia Indonesia sebesar 0.53 atau berada pada peringkat 87 dari 157
negara. Berdasarkan capaian pendidikan dan status kesehatan saat ini, anak-anak
Indonesia yang lahir pada 18 tahun kemudian diperkirakan hanya dapat mencapai
53% dari potensi produktivitas maksimum.
            Adapun berdasarkan
data Bank Dunia (World Bank), Indeks Modal Manusia Vietnam yaitu 0,67 atau
berada pada peringkat 48. Secara rinci, Singapur dengan skor 0,88 berada pada
peringkat 1, Malaysia dengan skor 0,67 berada pada peringkat 55, kemudian  Thailand dengan skor 0,60 pada peringkat 65
dan Filipina dengan nilai 0,55 pada peringkat 84. Sementara Kamboja berada pada
peringkat 100 dengan nilai 0,49. Myanmar peringkat 107 dengan nilai 0,47 dan Laos
pada peringkat 111 dengan nilai 0,45. Jika melihat kondisi saat ini, manusia
Vietnam lebih produktif dari Indonesia.
            Indonesia kaya
akan sumber daya alam namun miskin akan sumber daya manusia. Konflik yang harus
diselesaikan dalam pengelolaan sumber daya alam di Indonesia sangat banyak,
namun yang menjadi permasalahan yang terbesar adalah ekonomi, pendidikan, dan
pengetahuan serta hukum yang belum terlaksana.
1.     
Ekonomi
Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai
turunnya peringkat daya saing Indonesia karena 
kualitas sumber daya manusia yang masih rendah. Posisi daya saing
Indonesia berada di tingkat 50, turun 5 angka dibanding tahun 2018 yaitu berada
di posisi ke-45. 
Sumber daya alam Indonesia yang
sangat melimpah tersebut  sebagian besar
terletak di daerah terpencil seperti di pedesaan. Sumber daya alam di pedesaan
seperti hamparan hutan yang sangat luas, sumber air seperti sungai dan danau,
hamparan lahan pertanian dan sumber daya alam lainnya. Semua sumber daya alam
ini berada pada daerah pedesaan, namun masyarakat pedesaan memiliki ekonomi menengah
kebawah bahkan dikategorikan miskin dan memprihatinkan. Kemiskinan masyarakat
pedesaan membuat mereka  harus mencari
dan mencari jalan bagaimana supaya mereka memperoleh pendapatan yang lebih
baik. Masyarakat mulai bertani dan berkebun. Namun hasil yang mereka peroleh
tidak begitu menjanjikan bagi masa depan anak-anaknya. Hal inilah yang membuat
mereka berfikir untuk memanfaatkan apa yang ada pada lingkungan mereka, yaitu
sumber daya alam. Memanfaatkan sumber daya alam adalah tindakan yang kreatif,
namun yang menjadi masalah adalah masyarakat tidak mengetahui cara pemanfaatan
sumber daya alam dengan baik.
 Contohnya harga kayu yang tinggi membuat
masyarakat mengambil langkah untuk menebang pohon-pohon yang berada di hutan
daerah mereka tinggal untuk mereka jual dan bahkan mereka mengijinkan
orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk menebang pohon-pohon hanya
dengan bayaran yang tidak seimbang. Sungai-sungai yang begitu indah dan jernih harus
dikeruk agar mendapatkan batu dan pasir untuk mereka jual. Hutan masyarakat
dijual kepada perusahaan-perusahaan untuk dijadikan perkebunan seperti kebun
sawit, bahkan hewan-hewan langka yang seharusnya dilindungi diburu oleh
masyarakat untuk dijual demi memperbaiki keadaan ekonomi masyarakat pedesaan.
Masyarakat harus memilih langkah yang salah demi kelangsungan hidup
mereka.  Namun apakah mereka yang harus
disalahakan sepenuhnya? Masyarakat mengetahui bahwa hal itu tindakan yang salah,
namun apakah mereka harus pasrah dengan kondisi perekonomian mereka? Kesehatan
yang belum terpenuhi dengan baik, Pendidikan yang belum mereka nikmati, janji
pemerintah yang belum mereka dapatkan, dan berbagai hal yang mereka impikan
yang tidak pernah terwujud, menjadi faktor mereka untuk mengambil langkah yang
salah tersebut.
2.     
Pendidikan
dan Pengetahuan
Anak-anak di pedesaan  masih banyak yang belum mengecam yang namanya
pendidikan karena kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan. Pemerintah
mendirikan sekolah gratis namun fasilitas yang diperoleh tidak bisa
dibandingkan dengan sekolah di perkotaan yang memiliki fasilitas yang sangat
canggih bahkan hingga standar internasional.
Hal inilah yang membuat masyarakat
pedesaan tidak mempunyai pendidikan yang layak, tidak mempunyai pengetahuan
betapa pentingnya sumber daya alam tersebut, dan juga tidak mempunyai
pengetahuan untuk mengolah sumber daya alam yang baik sehingga mereka tidak
menyadari bahwa banyak hal disekitar mereka yang bisa menjadi uang tanpa
merusak alam yang begitu sempurna.
Sinar matahari yang sepanjang tahun
yang seharusnya dapat menjadi sumber energi listrik bagi mereka namun tidak
dapat mereka gunakan karena minimnya pengetahuan mereka. Sisa hasil pertanian
yang mereka buang menjadi sampah, dan dedaunan kering dapat digunakan sebagai energi
biomassa seperti bioetanol. Hal tersebut seharusnya dapat membuat masyarakat
pedesaan menjadi kaya akan keuangan serta pendidikan  yang layak. Namun mereka tidak mempunyai
pengetahuan untuk mewujudkan hal tersebut.
Sedangkan masyarakat perkotaan yang
biasanya mempunyai ekonomi menengah keatas, mampu mengenyam bangku pendidikan
bahkan sampai sarjana. Namun, diantara para sarjana itu, tak sedikit pula yang
menjadi penganggguran. Fenomena sarjana pengangguran merupakan kritik bagi
perguruan tinggi, karena ketidak mampuannya dalam menciptakan pendidikan yang
mendukung kemampuan wirausaha mahasiswa.
Kenyataan ini belum menjadi
kesadaran bagi bangsa Indonesia untuk memperbaiki kesalahan masa lalu.
Rendahnya alokasi APBN untuk sektor pendidikan tidak lebih dari 12%. Ini menunjukan
bahwa belum ada perhatian yang serius dari pemerintah pusat terhadap
peningkatan kualitas SDM.
3.     
Hukum
yang Belum Terlaksana
Sejak berdirinya Negara Republik Indonesia
telah dibuat peraturan tentang bagaimana pengoalahan sumber daya alam yang baik
dan dapat berkelanjutan. Sumber daya alam Indonesia dilindingi oleh hukum. Hal
ini tercantum dalam pasal 33 UUD 1945 yang merupakan ketentuan pokok dan juga
UU No. 4 Tahun 1982 dan beberapa peraturan ataupun ketetapan-ketetapan yang
dibuat untuk melindungi sumber daya alam Indonesia. Namun hukum yang telah  disusun sedemikian rupa dengan sanksi yang
telah ditetapkan  apabila terjadi
pelanggaran akan hukum tersebut, seolah-olah hanya menjadi sebatas tulisan yang
tidak ada kuasanya. Supaya peraturan tersebut berjalan, pemerintah
hendaknya  lebih bertindak lagi untuk
mengawasi pengelolaan sumber daya alam Indonesia, melakukan potret pengelolaan
dengan turun ke lokasi pengelolaan dan melihat langsung tata cara pengeloalaan
yang dilakukan.
Siapakah yang harus disalahkan
melihat kondisi yang seperti ini? Masyarakat Indonesia harus mengalami revolusi
mental agar alam ini tetap terjaga. Masyarakat Indonesia harus menyadari bahwa
alam akan tetap ada dan terjaga apabila manusia tidak ada, namun manusia akan
segera punah jika alam rusak. Alam tidak butuh manusia namun manusia sangat
membutuhkan alam.
Beberapa solusi yang dapat dilakuka
untuk untuk menyelamatkan  sumber daya
alam indoneisa yaitu: 
a.      
Meningkatkan
ilmu pengetahuan seluruh masyarakat cara pengelolaan sumber daya alam yang
baik.
b.     
Menyadarkan
masyarakat bahwa banyak hal di sekelilingnya yang bisa dijadikan sebagai sumber
pendapatan.
c.      
Memperkenalkan
masyarakat akan hasil hutan non kayu yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
d.     
Memperkenalkan
masyarakat pemanfaatan lahan pertanian yang maksimal dengan sistem agroforestry
dan lainnya.
e.      
Memperketat
pengawasan di lapangan oleh pemerintah terhadap pengolahan sumber daya alam.
f.       
Menjalankan
hukum yang baik tanpa pandang bulu.
DAFTAR PUSTAKA
Pribadi, agung. 2013. Gara-gara Indonesia. Depok : AsmaNadia
Publishing House.
http://fwatcher.fwi.or.id/indonesia-kaya-akan-sumber-daya-alam-namun-miskin-sumber-daya-manusia/#. Diakses pada tanggal 7 Februari 2020.
https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/sitimaemunah/5bc9e4c66ddcae2a0c5ad832/kekayaan-alam-indonesia. Diakses pada tanggal 7 Februari 2020.
https://m.liputan6.com/bisnis/read/4084011/sri-mulyani-daya-saing-indonesia-turun-karena-kualitas-sdm-rendah. Diakses pada tanggal 7 Februari 2020.
https://www.google.com/amp/s/katadata.co.id/amp/berita/2019/08/14/bappenas-kualitas-sdm-indonesia-masih-ketinggalan-jauh-dari-vietnam. Diakses pada tanggal 7 Februari 2020.
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/tren/read/2019/10/01/103128065/menuju-kualitas-sumber-daya-manusia-indonesia-yang-unggul. Diakses pada tanggal 7 Februari 2020.
 
Komentar
Posting Komentar